Di
kisahkan, ada seorang kecil yang berbakti kepada orang tuanya sehingga apapun
yang diperintahkan orang tuanya dia menurutinya. Orang tuanya mengasuhnya
dengan baik dan didikan yang bernilai, orang tuanya selalu mengajarkan tentang
pentingnya suatu kejujuran yang diajarkannya.
Sejak kecil
dia selalu dibiasakan dengan jujur. Saat ini dia sedang menuntut ilmu jauh dari
tempat kediamannya. Dia menuntut ilmu dari Makkah menuju Baghdad hanya
semata-mata mencari ilmu untuk dipelajarinya.
Dengan
senang hati ibunya mendukungnya terus untuk menuntut ilmu. Ibunya memberikan
dia uang untuk perjalanan dan belanja di sana dengan jumlah 40 dinar. Ibu nya
selalu memperingkatkan kepadanya agar terus bersikap jujur.
Kemudian
anak itu pergi, dan sesampainya di tengah perjalanan ada sekelompok perampok
yang menghadangnya, dia membawa peralatan benda tajam.
Salah
seorang perampok datang kepada anak itu sambil menodongnya seraya berkata
“apa
yang ada padamu?”, lalu anak itu dengan jujur menjawab
“aku
membawa 40 dinar”. Perampok itu menyangka bahwa anak kecil itu sedang
bermain-main dengannya.
Dan teman
perampok lainnya banyak menghampirinya, dan mengatakan
“kamu
memiliki apa?” lalu anak kecil itu mengatakan kembali apa yang dia
bawa sejujurnya.
Lalu dia
bawa oleh salah satu anggota perampok itu untuk menghadap kepada kepala
perampoknya. Kemudian dia diperiksa dan dilihat semua apa yang ia bawa.
Kepala
perampok itu melihatnya, bahwa yang telah dikatakannya itu benar. Kepada
perampok itu bertanya kepadanya
“apa
yang membuatmu jujur, padahal kamu tahu kami ini siapa?” Lalu
anak kecil itu menjawabnya
“aku
sudah berjanji kepada ibuku agar selalu jujur dimana pun dan dalam keadaan
apapu. Aku takut melanggar janjinya.”
Kepala
perampok mendengarnya dan langsung terkejut, tiba-tiba dia langsung berteriak
dan sambil merobek bajunya seraya berkata
“kamu
takut mengkhianati janji ibumu sedangkan aku tidak takut mengkhianati janjiku
kepada Tuhan ku”.
Lalu dia
memerintah kepada para anggota kelompoknya agar segera bertaubat dengan segala
apa yang pernah dilakukannya. Dia berjanji akan mengembalikan seluruh harta
yang pernah ia curi dan dia sambil berkata
“aku
bertaubat kepada Allah di hadapan-Mu”.
Karena
pemimpinya bertaubat, seluruh anggotanya pun mengikuti apa yang telah dilakukan
kepadanya untuk bertaubat. Mereka bersama-sama bertaubat mengakui kesalahan
yang pernah mereka lakukan.
Di ambil
dari kisah ini, hanya sebatas kejujuran orang lain bisa mengubah dirinya
menjadi lebih baik. Dakwah dari seorang ibu kepada anaknya memancarkan cahaya
hidayah bagi orang lain. Hidayah datang dari mana saja selama dia mendapatkan
kebaikan.
Kisahnya
ini mengajarkan agar selalu mengedepankan kejujuran dalam keadaan apapun, baik
sekalipun diri kita sedang terancam. Jujur tidak membuat menjadi lemah dan tak
berdaya, dengan kamu bersikap dan berani jujur dalam arti kamu memiliki
integritas yang tinggi dan dapat dipercaya.
Orang lain
tidak tahu akan kejujuran mu, akan tetapi orang lain akan tahu dengan sikapmu
yang mencerminkan integritas.
Terima
Kasih
Posting Komentar untuk "Pentingnya Nilai Kejujuran"