Dikisahkan, ada sebuah pohon
rindang besar yang banyak manusia datang untuk menyembahnya, lalu ada seseorang
ahli ibadah yang taat beragama melihatnya bahwa itu adalah perbuatan musyrik
sehingga dia berniat ingin menebang pohonnya.
Kemudian, ketika dia datang ke pohon besar tersebut, lalu tiba-tiba iblis datang menghampirinya dan berkata “apa yang kamu inginkan wahai tuan?”, lalu orang ahli ibadah itu menjawab “aku ingin menebang pohon ini yang selalu disembah orang-orang.”
Iblis itu tidak rela pohon nya di tebang, bahkan dia terus menghadangnya seraya berkata
“kamu tidak akan mampu menebangnya, karena aku mencegah mu melakukan hal itu.”
Tanpa basa-basi seorang ahli ibadah itu langsung memukul iblis hingga jatuh ke tanah. Merasakan apa yang telah dilakukan oleh ahli ibadah, iblis itu tidak menyerah untuk berhenti menghadangnya.
Iblis terus bangun dan kembali menghadangnya, sampai ketiga kalinya iblis itu dipukul dan tersungkur ke tanah. Dan iblis berkata kepadanya
“sekiranya engkau tidak memotong pohon adakah yang lebih baik daripada melakukan hal itu, jangan kau tebang pohon itu, aku akan berikan setiap hari dengan uang dua dinar di pagi hari, tanpa kau perlu mencari dan bekerja keras, kamu akan melihat dibawah bantalmu”
Mendengar perkataan iblis, ahli ibadah itu berkata, “mana mungkin kamu memberikan uang itu kepada ku, dari mana kamu mendapatkannya?”, lalu iblis itu menjawab
“aku sendiri yang memberi mu langsung, dan uang itu ada dibawah bantal mu”.
Si ahli ibadah itu tidak mempercayai, dengan penasaran dia langsung meinggalkan tempat tersebut dan pulang ke rumahnya, setiba di rumah dia langsung melihat kebawah bantal dan menemukan ada uang 2 dinar disana.
Akhirnya ahli ibadah itu tidak jadi menebang pohon tersebut. Dan keesokan paginya, dia melihat kembali ke bawah bantal namun tidak menemukan apa-apa. hal tersebut membuat si ahli ibadah marah dan datang kembali menghampiri pohon itu untuk menebangnya.
Belum sampai di pohon, tiba-tiba iblis itu datang menghadangnya dengan berwujud manusia seraya itu berkata “apa yang kamu inginkan?”.
Ahli ibadah itu dengan ekspresi yang marah menjawab “aku ingin menebang pohon yang sering di sembah itu”. Lalu iblis itu berkata kepadanya lagi “kamu berbohong, kamu tidak akan mungkin melakukan hal itu”.
Mendengar perkataan iblis tersebut, ahli ibadah itu merasa tertantang oleh nya, lalu dia bertekad menebang pohon itu. Saat dia mau menebangnya, tiba-tiba iblis itu menjatuhkan ahli ibadah itu ke tanah dan mencekik nya hampir membunuh nya. Iblis seraya berkata kepadanya
“apakah kamu tahu siapa aku? Pertama kali kamu datang engkau marah karena Allah maka aku tidak mampu mengalahkan mu. Aku sengaja menipumu dengan uang itu sehingga kamu terpedaya dan tidak menebang pohon itu. Lalu saat ini kamu datang dengan sangat marah karena tidak mendapatkan uang dua dinar dibawah bantal mu, kamu marah karena uang itu bukan karena Allah, kini aku bisa mengalahkan mu.”
Lalu ahli ibadah itu dikalahkan oleh iblis karena terpedaya oleh uang yang diberikan dan dijanjikan.
Hikmah dalam kisah
Dalam kisah ini kita bisa mengambil ibrah yang didapat dalamnya bahwa apa yang telah kamu lakukan harus didasari dengan niat yang kuat. Niat dan tekad yang kuat harus didasari dengan keikhlasan dan tulus melakukannya.
Sesuatu hal pasti banyak yang datang untuk menguji mu saat kamu sedang berjuang melakukan sesuatu apalagi dengan suatu kebaikan dan karena keimanan.
Dilihat dari kisah tersebut seorang ahli ibadah itu memiliki keimanan yang kuat tapi tidak di dasari karena keikhlasan dia terpedaya oleh iblis hanya karena uang. Sekalipun kamu kuat dengan niat kamu tapi tidak ada keikhlasan maka perjuangan mu akan sia-sia.
Hampir setiap manusia mudah sekali di goda dengan hal apapun, apalagi hawa nafsu nya yang selalu dalam dirinya setiap saat.
Yakinkan kepada Maha Kuasa yang telah menciptakan mu dan melindungi mu, apa pun yang kamu lakukan niatkan karena Allah Swt, setiap perbuatan dan tindakan yang dilakukan karena hanya semata-mata karena Allah maka semua jalan kehidupan akan dipermudah dan dilancarkan oleh-Nya.
Sebagai kata terakhir, niat tanpa ikhlas jadi sia-sia, dan ikhlas tanpa niat ibarat debu yang beterbangan.
Terima kasih
Posting Komentar untuk "Keikhlasan Adalah Kunci"