Dikisahkan,
ada seseorang yang sangat alim dan rajin ibadah beliau Bernama Abu Bin Hasyim. Beliau
adalah orang taat beragama dan rajin dalam mengerjakan amal ibadah. Semua amal
ibadah dia selalu kerjakan mulai dari puasa, sholat, sodaqoh dan amalan lainnya
hingga tidak pernah meninggalkan amal ibadah yang dia kerjakan.
Bahkan
beliau tidak termasuk dari bagian orang yang lalai dalam melaksanakan
ibadahnya. Bertahun-tahun sepanjang hidupnya beliau selalu mengerjakan amal
ibadah yang diperintahkan Allah Swt.
Pada saat
dini hari menjelang subuh, beliau terbangun dari tempat tidurnya untuk beranjak
melaksanakan ibadah shalat tahajud. Begitu beliau mengambil wudhu tiba-tiba
munculah seseorang yang bercahaya datang menghampirinya. Dan beliau pun
bertanya kepadanya
“siapa
kamu?”, yang datang itu menjawab sambil menghampirinya
“aku adalah
malaikat utusan Allah”.
Kemudian beliau
bertanya “mengapa kamu datang kesini wahai malaikat?”
Malaikat
menjawab “aku datang keisini untuk mencari hamba-hamba Allah yang bertaqwa”.
Pada saat
itu Abu Bin Hasyim melihat apa yang dibawa oleh malaikat dan beliau pun
bertanya “apa yang kamu bawa wahai malaikat?”
Lalu malaikat
menjawab “ini adalah buku catatan hamba Allah yang bertaqwa”.
Mendengar
ucapan malaikat itu Abu Hasyim pun penasaran dan merasa Namanya ada di
dalamnya. Maka Abu Hasyi bertanya “apakah nama ku ada di buku itu?”
sambil penasaran.
Malaikat mencoba
membuka buku itu dan memeriksanya sambil berkata “baiklah akan akun periksa
buku ini”.
Setelah dilihat
dalam buku itu nama Abu Bin Hasyim tidak ada didalamnya. Malaikat berulang kali
untuk mencari Namanya Kembali, tapi masih tidak ditemukan.
Melihat
malaikat tidak menemukannya, Abu Bin Hasyim merasa sedih dan kecewa seraya
bertanya kepada malaikat “mengapa namku tidak ada dalam buku itu wahai
malaikat? Apakah kau lupa mencatatnya?”
Maka malaikat
pun menjawab “wahai Abu Bin Hasyim, aku tahu kamu adalah orang yang paling
taqwa dan taat kepada Allah, lalu kau pula orang yang rajin melakukan amal
ibadah kepada-Nya”.
Abu Bin
Hasyim bertanya “lalu mengapa kamu tidak mencatatnya wahai malaikat?”.
Malaikat itu
pun menjawab “aku tahu kamu selalu bangun di Tengah malam yang dingin
demi beribadah dan sujud kepada Allah, dan aku pun tahu kamu selalu istiqomah
menjalankannya, aku juga tidak lalai dalam mencatat segala amal ibadah yang
telah kamu kerjakan akan tetapi Allah telah melarangku untuk mencatat namamu”.
Dengan rasa
makin penasaran, Abu Bin Hasyim bertanya “mengapa Allah telah melarangmu
untuk mencatat namaku?”
Malaikat pun
menjawab “Allah tau semua amal ibadah yang kamu kerjakan untuk mengharap Ridha-Nya
tapi kamu lupa wahai Abu Bin Hasyim bahwa kamu tidak peduli dengan orang-orang
sekitarmu dan yang berada didekatmu. Kamu sibuk mengurusi ibadah kamu tetapi
kamu tidak mencintai dan peduli dengan semua makhluk yang Allah ciptakan. Bahkan
kamu tidak peduli untuk menolong yang membutuhkan pertolongan disekelilingmu
engkau tidak pernah memberikan orang sedang kesulitan, sedang lapar dan terkena
musibah.
Mendengarnya
Abu Bin Hasyim, semakin amat sangat sedih ternyata selama ini ibadah yang telah
dia kerjakan tidak sempuran walaupun bertahun-tahun istiqomah menjalaninya. Akan
tetapi dia lupa dengan sekelilingnya karena dia sibuk mengerjakan amal ibadah.
Hikmah
dalam kisah
Seseorang
terlihat baik dimata kita rajin beribadah, dan istiqomah melakukannya, akan
tetapi di mata Allah belum tentu. Bahkan malaikat pun beranggapan beliau adalah
orang yang taat beragama. Allah maha Adil dan maha Mengetahui segalanya, Allah
tidak melihat dari sikap kita kepada-Nya hanya untuk beribadah saja, akan
tetapi Allah melihat dari sikap kita kepada orang lain dan sekelilingnya.
Dalam artian,
serajin-rajinnya dan setaat taatnya beribadah belum tentu dimata Allah itu baik
dan menerimanya. Maka dari itu, selain kita sebagai hamba Allah yang bertaqwa
maka harus bisa peduli kepada orang-orang sekitar.
Allah tidak
tidak hanya memandang ibadah kita saja melainkan Allah melihat hidup social kita.
Marilah kita sama-sama saling tolong menolong, membantu, menjaga tali silaturahmi
tali persaudaraan baik satu agama, ras, suku, dan negara. Bahkan dengan hewan
pun kita harus menolongnya.
Terima kasih, semoga kita selalu dalam perlindungan-Nya. Amiin
Posting Komentar untuk "Hablu Minallah Wa Hablu Minannas"